28 Desember 2021 Oleh Jlcmobil
Ban tubeless memiliki keunggulan tersendiri
karena tidak gampang bocor meski tertusuk benda tajam. Tapi ketika ban tubeless
mengalami bocor, perlu diketahui metode atau cara menambal yang benar. Lalu
bagaimana dengan metode tambal ban tubeless ala karet cacing yang biasanya ada
di bengkel-bengkel pinggir jalan?
Customer Engineering Support Michelin
Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, mengatakan pengendara wajib memeriksa
tekanan angin, juga kembangan ban secara rutin dan melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh ketika akan melakukan perjalanan jarak jauh.
Temuan Fachrul Rozi dalam kegiatan gelar
operasi keselamatan berkendara Hutama Karya bersama Michelin di KM 215 Tol
Trans Sumatra (20-21/12/2021), sebagian besar pengendara telah memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang tekanan angin ideal serta ketebalan
kembangan ban.
"Tapi kami juga menemukan beberapa
kondisi ban yang cukup membahayakan. Misalnya, ban sudah retak-retak di
beberapa bagian karena umurnya sudah melebihi umur pakai semestinya namun tetap
digunakan. Pada kondisi seperti ini kami sarankan kepada pengendara bahwa ban
wajib diganti karena berbahaya," kata Fachrul Rozi dalam keterangan
resminya.
Selain itu, Fachrul Rozi juga menemukan
kasus ban bocor akibat metode penambalan ban tubeless yang kurang benar. Hal
itu bisa membahayakan ketika mobil dikendarai di jalur bebas hambatan dengan
kecepatan tinggi.
"Ada juga temuan di mana ban bocor dan
ditambal dengan tambalan cacing sehingga tekanan ban berkurang hingga 15 psi
tanpa disadari oleh pengendara. Ini juga berbahaya, dan kami sarankan agar
ditambal dengan proses yang benar atau dilakukan ganti ban," ujar Rozi.
Mengenai cara menambal ban tubeless yang
aman, Country Manager Indonesia and Philippines (Tech International South East
Asia Ltd), Unggul Kusumanto, pernah menjelaskannya kepada detikOto.
Menurut Unggul, metode tambal ban dari
bagian luar atau disebut juga metode cacing itu hanya disarankan untuk
sementara saja. Dan tidak untuk dipakai dalam jangka lama.
"Harus dari dalam. Kalau tambal
tubeless dari luar saya merekomendasikannya hanya untuk tambalan sementara
untuk darurat. Untuk tambalan permanen harus dari dalam," kata Unggul.
Menurut Unggul, kekurangan dari metode
menambal ban dari luar adalah, bekas lubang tidak menutup sempurna.
"Sehingga kadang-kadang bisa lepas tambalannya atau dalam kurun waktu
tertentu ban bisa bocor halus," jelasnya lagi.
Oleh sebab itu, pemilik kendaraan bermotor
yang mengalami ban bocor, disarankan untuk menggunakan metode tambal ban dari
dalam untuk proses perbaikan. Cara ini disebut Uni-Seal Repairs atau tambal
payung.
Unggul menjelaskan, kekurangan dari metode
menambal ban dari luar adalah, bekas lubang tidak menutup sempurna.
"Sehingga kadang-kadang bisa lepas tambalannya atau dalam kurun waktu
tertentu ban bisa bocor halus," jelasnya lagi.
Oleh sebab itu, pemilik kendaraan bermotor
yang mengalami ban bocor, disarankan untuk menggunakan metode tambal ban dari
dalam untuk proses perbaikan. Cara ini disebut Uni-Seal Repairs atau tambal
payung.
Salah satu perusahaan yang memperkenalkan
metode tambal ban ini adalah Tech Tire Repairs (TTR) yang berbasis di Amerika
Serikat. Jika melihat proses tambal ban Uni-Seal Repairs, prosedurnya memang
sedikit rumit, sebab harus melepas roda dan memisahkan ban dengan pelek.